PERSEPSI
A. PENDAHULUAN
Diri pribadi adalah suatu ukuran atau
kualitas yang memungkinkan seseorang untuk dianggap dan dikenali sebagai
individu yang berbeda dengan individu lainnya. Kualitas yang membuat seseorang
yang memiliki kekhasan tersendiri sebagai manusia, tumbuh dan berkembangnya
melalui interaksi sosial, yaitu berkomunikasi dengan orang lain. Individu tidak
dilahirkan dengan membawa kepribadian. Seperti halnya diri fisik kita, maka
diri sosial dan diri psikologis manusia akan terus berkembang dan menjadi
matang sejalan dengan usia hidup kita.
Pengalaman dalam kehidupan akan
membentuk diri pribadi setiap manusia, tetapi setiap orang juga harus menyadari
apa yang sedang terjadi dan apa yang telah terjadi pada dirinya. Kesadaran
terhadap diri pribadi ini pada dasarnya adalah suatu proses persepsi yang
ditujukan pada dirinya sendiri. Dalam hal ini orang akan berusaha untuk
mengenali dan memahami siapa dirinya. Sehubungan dengan beberapa hal diatas.
Penulis menggangkat judul “Persepsi” yang dapat penulis paparkan pada
pembahasan berikut
B. PEMBAHASAN
a.
Pengertian persepsi
Secara etimologis presepsi berasal dari bahasa latin preceptio;dari preceptio,
yang artinya menerima atau mengambil. Adapun proses dari persepsi itu
sendiri adalah yang menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak.
Kata persepsi memiliki beberapa
makna, berikut dikemukakan beberapa pengertian tentang persepsi. Sarwono ( 1997
: 94) mengungkapkan bahwa “persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses
pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut
adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran, perabaan dan sebagainya) “.
Persepsi merupakan suatu proses yang terjadi pada seseorang yaitu proses
memahami atau memberi makna terhadap setiap informasi yang diterima oleh
seseorang melalui alat indra, dan selanjutnya seseorang mempersepsi atau
memahami informasi yang mereka terima. Berkaitan dengan pengertian persepsi,
Gibson (dalam Andrew, 1983; 74) mengungkapkan “Perception is a proses by which
the brain selects, organize and interprets the sensation”. Penjelasan ini
menunjukkan bahwa fungsi dari persepsi adalah untuk membantu orang memahami
setiap informasi yang datang dari luar melalui indera secara logis dan teratur.
Persepsi adalah proses psikologis
diasosiasikan dengan interpretasi dan pemberian makna terhadap orang atau objek
tertentu. Menurut Cohen, Fisher (1987; 118) , persepsi didefinisikan sebagai
interpretasi terhadap berbagai sensasi sebagai representasi dari objek-objek
eksternal.Jadi, persepsi adalah pengetahuan tentang apa yang dapat ditangkap
oleh indra kita.
Definisi Persepsi menurut beberapa
pakar :
1.
Leavit, 1978 mengatakan presepsi adalah
bagaimana sesorang memandang atau mengartikan sesuatu.
2.
Devito (1997:75), presepsi adalah
proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi
indera.
3.
Yusuf (1991: 108) menyebut presepsi
sebagai “pemaknaan hasil pengamatan”
4.
Gulo (1982: 207) presepsi ialah proses
seseorang menjadi sadar akan segalasesuatu dalam lingkungannya melalui indera
5.
Rakhmat (1994: 51), presepsi adalah
pengalaman tentang objek, peristiwa, atauhubungan-hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
6.
Atkinson, presepsi adalah proses saat
kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dengan lingkungan.
7.
Verbeek (1978), presepsi dapay
dirumuskan sebagai suatu fungsi yang manusia secara langsung dapat mengenal
dunia riil yang fisik.
8.
Brouwer (1983: 21), presepsi ialah
suatu reflika dari benda di luar manusia yang intrapsikis, dibentuk
berdasar rangsangan-rangsangan dari objek.
9.
Pareek (1996: 13), presepsi dapat
didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan,
mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi pada rangsangan panca indera atau
data.
Persepsi bisa dikatakan sebagai inti komunikasi, sedangkan penafsiran
(interpretasi) adalah inti presepsi , yang identic dengan penyandian-balik
dalam proses komunikasi. John R. Wenburg dan William W. Wilmot,menyebutkan “presepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna” Rudolph F. Verderber,
“presepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi” (dalam mulyana, 2000: 167).
Menurut Jalaluddin Rahmat (1998:51), persepsi adalah pengalaman tentang
objek, wisata atau hubungan –hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
dan pesan. Pengertian ini memberi pemahaman bahwa dalam persepsi terdapat
pengalaman tertentu yang telah diperoleh individu. Disini, peratau peristiwa
yang dialami seta dilakukannya suatu proses yang menghubung-hubungkan pesan
yang datang dari pengalaman atau peristiwa yang dimaksudkan, kemudian
ditafsirkan menurut kemampuan daya pikirnya sendiri.
b.
Sifat-Sifat Persepsi
Dua fungsi utama sistem utama persepsi
yaitu lokalisasi atau menentukan letak suatu objek dan pengenalan, menentukan
jenis objek tersebut (Atkinson et al., t.t.). lokalisasi dan pengenalan
dilakukan oleh daerah korteks yang berbeda. Penelitian persepsi juga mengurusi
cara sistem perseptual mempertahankan bentuk objek tetap konstan, walaupun
citra (bayangan) objek di retina berubah.
Sifat umum
persepsi antara lain, yaitu;
1.
Dunia persepsi mempunyai sifat-sifat ruang. Mengenal persepsi ruang ini mengandung
persoalan-prsoalan psikologis yang penting, terutama penglahatan sifat ruang
(dimensi ketiga).
2.
Dunia
persepsi mempunyai dimensi waktu.
Objek-objeknya bersifat tetap, sehingga terdapat kestabilan yang luas.
3.
Dunia persepsi berstruktur menurut objek
persepsi. Dalam hal ini berbagai keseluruhan berdiri sendiri menampakkan diri:Gestalt-gestalt. Persepsi
gestalt merupakan suatu pembahasan yang penting dalam psikologi persepsi.
4.
Dunia persepsi yang penuh dengan arti. Persepsi
tidaklah sama dengan mengonstatir benda dan kejadian tanpa makna. Yang kita
persepsi selalu merupakan tanda-tanda, ekspresi, benda-benda dengan fungsi,
relasi-relasi yang penuh arti, serta kejadian-kejadian.
c.
Bentuk-Bentuk Persepsi
1.
Persepsi visual.
Persepsi visual didapatkan dari
indera penglihatan.Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang
pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi
visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus
persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari
2.
Persepsi auditori
Persepsi
auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
3.
Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
4.
Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman
yaitu hidung.
5.
Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu
lidah.
d.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Wilson (2000) mengemukakan ada
faktor dari luar dan dari dalam yang mempengaruhi persepsi diantaranya sebagai
berikut :
a)
Faktor eksternal atau dari luar :
1)
Concreteness yaitu wujud atau gagasan yang
abstrak yang sulit dipersepsikan dibandingkan dengan yang obyektif.
2)
Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih
menarik untuk di persepsikan dibanding dengan hal-hal yang baru.
3)
Velocity atau percepatan misalnya gerak yang
cepat untuk menstimulasi munculnya persepsi lebih efektif di bandingkan dengan
gerakan yang lambat.
4)
Conditioned stimuli, stimuli yang di kondisikan
seperti bel pintu, deringan telepon dan lain-lain.
b)
Faktor internal atau dari dalam :
1)
Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk
berespon untuk istirahat.
2)
Interest,
hal-hal yang menarik lebih di perhatikan dari pada yang tidak menarik
3)
Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi
pusat perhatian
4)
Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai
dengan pengalaman melihat, merasakan dan lain-lain.
Menurut Rahmat (2005) faktor-faktor personal yang mempengaruhi persepsi
interpersonal adalah:
1)
Pengalaman. Seseorang yang telah mempunyai
pengalaman tentang hak-hak tertentu akan mempengaruhi kecermatan seseorang
dalam memperbaiki persepsi.
2)
Motivasi. Motivasi yang sering mempengaruhi
persepsi interpersonal adalah kebutuhan untuk mempercayai “dunia yang adil”
artinya kita mempercayai dunia ini telah diatur secara adil.
3)
Kepribadia.
Dalam psikoanalisis dikenal sebagai proyeksi yaitu usaha untuk
mengeksternalisasi pengalaman subyektif secara tidak sadar, orang mengeluarkan
perasaan berasalnya dari orang lain.
Menurut Walgito
(1995: 22) terdapat dua yaitu faktor ektern dan intern.
1)
Faktor Internal
Faktor yang mempengaruhi persepsi
berkaitan dengan kebutuhan psikologis, latar belakang pendidikan, alat indera,
syaraf atau pusat susunan syaraf, kepribadian dan pengalaman penerimaan diri
serta keadaan individu pada waktu tertentu.
2)
Faktor Eksternal
Faktor ini digunakan untuk obyek yang
dipersepsikan atas orang dan keadaan, intensitas rangsangan, lingkungan,
kekuatan rangsangan akan turut menentukan didasari atau tidaknya rangsangan
tersebut.
Menurut Walgito (2004: 89-90) agar individu dapat menyadari dan dapat
membuat persepsi, adanya faktor- faktor yang berperan, yang merupakan syarat
agar terjadi persepsi, yaitu berikut ini:
i.
Adanya objek atau stimulus yang dipersepsikan
(fisik)
ii.
Adanya alat indera, syaraf, dan pusat susunan
saraf untuk menerima stimulus (fisiologis)
iii.
Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama
dalam mengadakan persepsi (psikologis).
e.
Pengaruh Persepsi
Seperti yang dikemukakan, persepsi dipengaruhi
olehs ejumla hfactor psikologi termasuk asumsi-asumsi yang didaasrkan pada
pengalaman- pengalaman masalalu (yang sering terjadi pada tingkat bawah sadar)
harapan-harapan budaya dan motivasi (kebutuhan), suasanahati (mood), serta
sikap sejumlah percobaan telah menunjukkan pengaruh .faktor-faktortersebutpadapersepsi:
a)
Asumsidanpersepsi
b)
Harapan-harapanbudayapersepsi
c)
Motivasidanpersepsi
d)
Suasanahatidanpersepsi
e)
Sikapdanpersepsi
f.
Elemen-elemen proses persepsi
a)
sensasi/penginderaan dan
interpretasi.
Ketika orang menangkap sesuatu
memalui inderanya maka secara langsung dia akan menginterpretasikan makna dari
hasil penginderaannya.
b)
Harapan
Harapan mempengaruhi persepsi
terhadap diri pribadi seperti terhadap objek lainnya.
c)
bentuk dan latar belakang
Salah
satu cara untuk memahami proses persepsi terletak pada kemampuannya untuk
membeda-bedakan antara berbagai jenis informasi. Orang yang mempersepsi,
membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang penting dari yang tidak
penting, yang relevan dari yang tidak relevan.
d)
Perbandingan
Jika
makna yang dipersepsikan konsisten atau mirip dengan criteria yang digunakan
sebagai pembanding, maka kita akan menganggapnya valid.
e) Konteks
Bukan berarti bahwa sistem kognitif
kiata seperti nilai, sikap, dan keyakinan atau harapan kita tidak cukup
berpengaruh.
C. KESIMPULAN
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun
pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari
proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar
gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai dari
persepsi. Jenis-jenis persepsi berdasarkan alat indera, yaitu persepsi visual,
persepsi auditori, persepsi perabaan, persepsi penciuman, dan persepsi
pengecapa. Agar seseorang dapat menyadari dan dapat melakukan persepsi ada
beberapa syarat yang perlu dipenuhi, yaitu :
Adanya objek yang dipersepsi. Objek
menimbulkan stimulusyang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat
datang dari luar langsung mengenai indera dan dapat datang dari dalam yang
langsung mengenai syaraf penerima (sensoris) tapi berfungsi sebagai
reseptor.Adanya indera atau reseptor, yaitu sebagai alat untuk menerima stimulus. Diperlukan adanya perhatian sebagai langkah
awal menuju persepsi.
Sebagian besar dari prinsip-prinsip
persepsi merupakan prinsip pengorganisasian berdasarkan teori Gestalt. Teori
Gestalt percaya bahwa persepsi bukanlah hasil penjumlahan bagian-bagian yang
diindera seseorang, tetapi lebih dari itu merupakan keseluruhan [the whole].
Teori Gestalt menjabarkan beberapa prinsip yang dapat menjelaskan bagaimana
seseorang menata sensasi menjadi suatu bentuk persepsi.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Rosleny Marliany,
M.Si. Paikologo Umum : Penerbit CV Pustaka Ceria : Bandung
Drs.Jalaluddin
Rakhmat , M.SC .Psikologi Komunikasi :Penerbit PT Remaja Rosdakarya : Bandung
Prof. Drs. H.
A.W. Widjaja, KomunikasidanHubunganMasyarakat , PT BumiAksara : Jakarta
Werner J. Severin
James W.TankardJr, 2009, Teorikomunikasisejarahmetodedanterapan, Kencana :
Jakarta
Prof Dr. AloLiliweri,
2011 ,KomunikasiSerba Ada SerbaMakna, Kencana : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar