KATA PENGANTAR
Dakwah memerlukan kekuatan ekstra, tidak hanya mengajak dan berbicara saja
tetapi lebih dari itu. Mengontrol atau mengevaluasi hasil dakwah adalah suatu
masalah yang sangat penting dan urgnen dari tujuan dakwah itu sendiri.
Problematika dakwah sudah menjadi ’makanan sehari-hari’ bagi pendakwah,
kadangkala permasalahan itu timbul sebelum proses dakwah, selama proses atau
sesudah dakwah itu dilakukan. Tidak dapat dipungkiri, penyebaran agama islam
pada zaman sekarang adalah pewujudan dari dakwah orang-orang alim sebelum kita.
Demikian kata pengantar dari pemakalah, kritik dan saran dari pembaca
sangat dibutuhkan. Atas segala bentuk kesalahan pemakalah mohon maaf.
PENDAHULUAN
Problematika dakwah dari masa ke masa, dari generasi ke generasi, bahkan
dari abad ke abad, tentu sangat variatif. Tiap-tiap masa dan era memiliki
tantangannya sendiri-sendiri. Karena itu, dinamika agama (Islam) di manapun ia
berada sangat ditentukan oleh gerakan-gerakan dakwah yang dilakukan oleh
umatnya. Pada pembahasan kali ini pemakalah mencoba
membahas bagaimana problematika dakwah yang ada di Indonesia dan
strategi apa yang harus li lakukan da’I agar masalah yang timbul di
tengah-tengah masyarakat Indonesia dapat di atasi. Dan tegaknya amar ma’ruf
nahi munkar. Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana problematika dakwah yang
ada di Indonesia, mari sama-sama kita simak makalah berikut ini
PROBLEMATIKA
DAKWAH DI INDONESIA
A. Pengertian Problematika
dan Dakwah
Problematika berasal dari kata problem yang artinya soal, masalah, perkara
sulit, persoalan. Problematika sendiri secara leksikal mempunyai arti: berbagai
problem.
Pengertian dakwah menurut bahasa; dakwah berasal dari bahasa Arab yakni دعا–
يدعوا – دعوة (da’a -
yad’u - da'watan). Kata dakwah tersebut merupakan ism masdar dari
kata da’a yang dalam Ensiklopedia Islam diartikan sebagai “ajakan
kepada Islam. Kata da’a dalam al-Quran, terulang sebanyak 5 kali,
sedangkan kata yad’u terulang sebanyak 8 kali dan kata dakwah
terulang sebanyak 4 kali.
pengertian problematika dakwah menurut
istilah adalah permasalahan yang muncul dalam menyeru, memanggil, mengajak dan menjamu, dengan proses yang ditangani oleh
para pengembang dakwah. Hal ini dikarenakan Islam adalah dakwah, artinya agama yang selalu
mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah dan
mengentaskan segala permasalahan yang timbul di masyarakat indonesia.
B. Permasalahan Dalam Dakwah
1.
Problematika
Dakwah di Indonesia.
Dakwah merupakan kewajiban dan tugas setiap individu. Hanya dalam
pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi di lapangan. Jadi pada
dasarnya setiap muslim wajib melaksanakan dakwah Islamiyah, karena merupakan
tugas ‘ubudiyah dan bukti keikhlasan kepada Allah SWT
Benruk-bentuk problematika dakwah
yang ada di Indonesia:
. 1. Problematika Dakwah Perspektif Materi:
a.
Disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat
b.
Disesuaikan
dengan kadar intelektual masyarakat
c.
Mencakup ajaran Islam secara kaffah dan universal
yakni aspek ajaran tentang hidup dan kehidupan
d.
Merespon dan menyentuh tantangan dan kebutuhan asasi
dan kebutuhan sekunder
e.
Disesuaikan dengan program umum syariat Islam
f.
Adanya sumber kekuatan. Dimanakah sumber kekuatan
dakwah? Sebenarnya, kekuatan bermula dari kekuatan Iman, kemudian
diikuti oleh kekuatan Ukhuwah Islamiyah, kemudian barulah diikuti dengan
kekuatan material dan organisasi.
g.
Wasilah-wasilah (jalan-jalan kerja) dakwah
"Wasilah di dalam pembinaan dan pengukuhan setiap dakwah dapat dikenali
oleh siapa saja yang mengkaji sejarah jamaah. Intisari dari wasilah ini dapat
disimpulkan sebagai berikut: Iman dan Amal, Kasih sayang, dan
Persaudaraan"
h.
Berangsur-angsur (tadarruj) di dalam langkah kerja
Maksud tadarruj adalah kitatidak tergesa-gesa dalam bekerja
mencapai tujuan. Segala amal harus disusun dan direncanakan mengikuti
tingakatan-tingkatan atau tahap-tahap yang ditentukan. Misalnya, upaya
pembentukan harus didahulukan daripada upaya-upaya lain di dalam medan yang
lebih berat dan menantang. "Perlu adanya kesungguhan dan amal, serta usaha
pembinaan (takwin) setelah kita melaksanakan upaya penjelasan kepada
masyarakat umum. Kemudian diikuti dengan upaya pengasasan setelah kita
melasanakan usaha mendidik"
i.
Kesempurnaan di dalam pelaksanaan (Takamul fi tatbiq).
Imam Al-Banna menyebutkan bahwa dakwah Islamiah bukanlah partai politik, namun
penegakan hukum Allah adalah salah satu tugas kita. Dakwah bukan pula satu
mazhab fiqih, kuliah syara, atau institusi fatwa, namun lebih mementingkan
syari'ah. Demikian pula, dakwah bukan lembaga sosial, tetapi kita mementingkan
problematika menjaga kebajikan masyarakat.
j.
Adanya evaluasi dalam berdakwah baik dalam penyampaian
materi ataupun yang lainnya.
2. Problematika Dakwah Perspektif Metodologi
Ada beberapa
rancangan dakwah yang dapat dilakukan untuk menjawab problematika dewasa ini,
yaitu:
a)
Memfokuskan aktivitas dakwah untuk mengentaskan
kemiskinan umat.
b)
Menyiapkan elit strategis Muslim untuk disuplai ke
berbagai jalur kepemimpinan bangsa sesuai dengan bidang keahliannya
masing-masing.
c)
Membuat peta
sosial umat sebagai informasi awal bagi pengembangan dakwah
d)
Mengintregasikan
wawasan etika, estetika, logika, dan budaya dalam berbagai perencanaan dakwah
e)
Mendirikan pusat-pusat studi dan informasi umat secara
lebih propesional dan berorientasi pada kemajuan iptek
f)
Menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan: ekonomi,
kesehatan dan kebudayaan umat Islam. Karenanya, sistem manajemen kemasjidan
perlu ditingkatkan
g)
Menjadikan
sebagai pelopor yang propertis, humanis, dan transpormatif. Karenanya
perlu dirumuskan pendekatan-pendekatan dakwah yang progkresif dan
inklusif. Dakwah Islam tidak boleh hanya dijadikan sebagai objek dan alat
legitimasi bagi pembangunan yang semata-mata bersifat ekonomis-pragmatis
berdasarkan kepentingan sesaat para penguasa.
3. Problematika Dakwah Perspektif Profesionalisme
Dinamisasi
kehidupan global yang semakin tinggi dan kompetitif telah mengiringumat manusia
senantiasa memandang problematika hidup secara pragmatis, logis, serba
instan,dan bahkan matematis. Keadaan demikian di samping membawa manfaat berupa
kemajuanilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin memudahkan aktifitas
manusia, juga telah membawa implikasi negatif berupa lemahnya semangat
transendental dan memudarnyahubungan-hubungan sosial. Implikasi ini berlangsung
demikian lama, sehingga dewasa initelah melahirkan berbagai kenyataan sosial
yang cukup bertentangan dengan cita-cita ideal Islam.
Problematika dakwah yang kita hadapi sekarang adalah tantangan dakwah yang
semakin hebat, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Tantangan itu muncul dalam berbagai bentuk kegiatan
masyarakat modern, seperti:
1.
Perilaku dalam mendapatkan hiburan (entertainment).
2.
kepariwisataan
dan seni dalam arti luas, yang semakin membuka peluang munculnya
kerawanan-kerawanan moral dan etika.
3.
Kerawanan moral dan etik itu muncul semakin transparan
dalam bentuk kemaksiatan karena disokong oleh kemajuan alat-alat teknologi
informasi mutakhir seperti siaran televisi, keping-keping VCD, jaringan
Internet, dan sebagainya.
Kemaksiatan itu senantiasa mengalami peningkatan kualitas dan kuantitas,
seperti maraknya perjudian, minum minuman keras, dan tindakan kriminal, serta
menjamurnya tempat-tempat hiburan, siang atau malam, yang semua itu diawali
dengan penjualan dan pendangkalan budaya moral dan rasa malu.
Jadi intinya
problematika dakwah yaitu diantaranya:
1.
Problematika internal maupun eksternal
2.
Kerawanan moral dan etika
3.
Kemaksiatan yang mengalamai peningkatan kualitas dan kuantitas
4.
Meledaknya informasi dan kemajuan teknologi
5.
Banyak yang terbuai oleh kemewahan hidup
6.
Kelemahan (sumber daya manusia) dalam berbagai bidang ilmu
Penyampaian dakwah Islamiyah haruslah disempurnakan dari satu generasi ke
generasi berikutnya, sehingga cahaya hidayah Allah SWT tidak terputus sepanjang
masa. Para rasul dan nabi adalah tokoh – tokoh dakwah yang paling terkemuka
dalam sejarah umat manusia, karena mereka dibekali wahyu dan tuntunan yang
sempurna.
agar problematika dakwah tidak semakin kusut dan berlarut – larut, perlu
segera dicarikan jalan keluar dari kemelut persoalan yang dihadapi itu.yaitu:
1.
Perlu ada
pengkaderan yang serius untuk memproduksi juru – juru dakwah dengan pembagian
kerja yang rapi. Ilmu tabligh belaka tidak cukup untuk mendukung proses dakwah,
melainkan diperlukan pula berbagai penguasaan dalam ilmu – ilmu teknologi informasi
yang paling mutakhir.
2.
setiap
organisasi islam yang berminat dalam tugas – tugas dakwah perlu membangun
laboratorium dakwah. Dari hasil “labda” ini akan dapat diketahui masalah –
masalah riil di lapangan, agar jelas apa yang akan dilakukan.
3.
Proses dakwah
tidak boleh lagi terbatas pada dakwah bil-lisan, tapi harus diperluas
dengan dakwah bil-hal, bil-kitaabah (lewat tulisan), bil-hikmah
(dalam arti politik) biliqtishadiyah (ekonomi), dan sebagainya. Yang
jelas, actions, speak louder than word.
4.
Media massa
cetak dan terutama media elektronik harus dipikirkan sekarang juga. Media
elektronik yang dapat menjadi wahana atau sarana dakwah perlu dimiliki oleh
umat islam. Bila udara indonesia di masa depan dipenuhi oleh pesan – pesan
agama lain dan sepi dari pesan – pesan islami, maka sudah tentu keadaan seperti
ini tidak menguntungkan bagi peningkatan dakwah islam di tanah air.
5.
merebut remaja
indonesia adalah tugas dakwah islam jangka panjang. Anak – anak dan para remaja
kita adalah aset yang tak ternilai. Mereka wajib kita selamatkan dari
pengikisan aqidah yang terjadi akibat invasi nilai – nilai non islami ke dalam
jantung berbagai komunitas islam di indonesia. Bila anak – anak dan remaja kita
memiliki benteng tangguh (al-hususn al-hamidiyyah) dalam era globalisasi
dan informasi sekarang ini, insya Allah masa depan dakwah kita akan tetap
ceria. Menyimak uraian – uraian di atas, dapat diprediksi bahwa missi dan tantangan
dakwah tidaklah pernah akan semakin ringan, melainkan akan semakin berat dan
hebat bahkan semakin kompleks dan melelehkan. Inilah problematika dakwah kita
masa kini.
4.
Metode Dakwah
Dengan
banyaknya permasalah yang muncul di tengah masyarakat tentu harus ada metode
yang efetif yang di lakukan oleh dai. Metode dakwah
adalah cara mencapai tujuan dakwah, untuk mendapatkan gambaran tentang prinsip
– prinsip metode dakwah, dapat kita lihat metode apa saja yng harus di pakai
oleh da’I untuk mengantisipasi munculnya peramasalah dakwah, yaitu:
a.
Metode hikmah menurut Syeh Mustafa Al-Maroghi dalam tafsirnya mengatakan bahwa hikmah
yaitu; Perkataan yang jelas dan tegas disertai dengan dalil yang dapat
mempertegas kebenaran, dan dapat menghilangkan keragu-raguan.
b.
Metode mau’izah khasanah menurut Ibnu Syayyidiqi adalah memberi ingat kepada orang lain
dengan fahala dan siksa yang dapat menaklukkan hati.
c.
Metode mujadalah dengan sebaik – baiknya berdakwah.
Nabi Muhammad Saw bersabda: “Siapa di antara kamu melihat kemunkaran,
ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu, ubahlah dengan lisannya, jika tidak
mampu, ubahlah dengan hatinya, dan yang terakhir inilah selemah-lemah iman.”
[ H.R. Muslim].
Dari hadis tersebut terdapat tiga tahapan metode yaitu;
1.
Metode dengan
tangan [bilyadi], tangan di sini bisa difahami secara tektual ini terkait dengan bentuk kemunkaran yang dihadapi, tetapi juga
tangan bisa difahami dengan kekuasaan atau power, dan metode dengan
kekuasaan sangat efektif bila dilakukan oleh penguasa yang berjiwa dakwah.
2.
Metode dakwah
dengan lisan [bil-lisan], maksudnya dengan kata – kata yang lemah
lembut, yang dapat difahami oleh mad’u, bukan Metode dakwah dengan hati [bil-qolb],
yang dimaksud dengan metode dakwah dengan hati adalah dalam berdakwah hati
tetap ikhlas, dan tetap mencintai mad’u dengan tulus, apabila suatu saat
mad’u atau objek dakwah menolak pesan dakwah yang disampaikan,
mencemooh, mengejek bahkan mungkin memusuhi dan membenci da’i atau muballigh,
maka hati da’i tetap sabar, tidak boleh membalas dengan kebencian,
tetapi sebaliknya tetap mencintai objek, dan dengan ikhlas hati da’i
hendaknya mendo’akan objek supaya mendapatkan hidayah dari Allah SWT.. Selain
dari metode tersebut,
3.
Metode bil
uswatun hasanah, yaitu dengan memberi contoh prilaku yang dengan kata –
kata yang keras dan menyakitkan hati.
4.
baik dalam
segala hal. Keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW. Hanya ditentukan oleh akhlaq
belia yang sangat mulia yang dibuktikan dalam realitas kehidupan sehari – hari
oleh masyarakat. Seorang muballigh harus menjadi teladan yang baik dalam
kehidupan sehar – hari.
C.
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DAKWAH
Tidak asing
lagi, akhirnya di negeri yang berbudaya, beradat dan beragama ini, kemaksiatan
yang berhubungan dengan apa yang dinamakan sex industry juga mengalami
kemajuan, terutama setelah terbukanya turisme internasional di berbagai
kawasan, hingga menjamah wilayah yang semakin luas dan menjarah semakin banyak
generasi muda dan remaja yang kehilangan jati diri dan miskin iman dan ilmu.
Hal yang terakhir ini semakin buruk dan mencemaskan perkembangannya karena
hampir-hampir tidak ada lagi batas antara kota dan desa, semuanya telah
terkontaminasi dalam eforia kebebasan yang tak kenal batas.
Ledakan-ledakan informasi dan
kemajuan teknologi dalam berbagai bidang itu tidak boleh kita biarkan lewat
begitu saja. Kita harus berusaha mencegah dan mengantisipasi dengan memperkuat
benteng pertahanan aqidah yang berpadukan ilmu dan teknologi. Tidak sedikit
korban yang berjatuhan yang membuat kemuliaan Islam semakin terancam dan masa
depan generasi muda semakin suram. Dapat kita pakai stategi pemecahan masalah
dakwah dengan:
1. Pendalaman keilmuan Islam harus lebih ditingkatkan
2. Pemberian materi baru lebih selektif
3. Jumlah kuantitas tidak menjadi ukuran pendanaan
4. Dakwah, bukan sekedar ajakan kejalan yang lurus,
5. Targetnya jelas dan konkrit
6. Hasil yang jelas.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Melihat
problematika umat islam saat ini tentunya sangat miris sekali. Banyak umat
islam yang buta huruf al-qur’an, sekulerisma, kultus, tidak percaya akhirat
dll. Hal ini seharusnya membuat kita lebih responsip dalam urusan agama. Kita
sebagai mahasiswa apalagi mahasiswa jurusan manajemen dakwah seharusnya
menjadika problem ini sebagai PR atau tugas yang harus kita selesaikan. Secara
tidak l;angsung mereka (umat islam) sangat menanti-nanti uluran atau sumbangsih
kita.
Mudah-mudahan
Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan dan petunjuk agar kita tidak salah
pilih dan tidak terlambat, insya Allah
B. Kritik dan saran
Dengan kerendahan hati penulis, penulis sadar bahwa dalam makalah inimasih
banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan keritik yang
bersifatmembangun dari pembaca, penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah-makalahdimasa-masa yang akan datang.
Enjang, Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, Bandung: Widya
Padjadjaran, 2009
Ilahi Wahyu, Hefni Harjani, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta:
Kencana, 2007
Yahya Toha, Islam Dan Dakwah, Jakarta: Zakia Islami Pers, 2004
Aripudin Acep, Pengembangan Metode Dakwah, Jakarta:
Rajawali Pers, 2011
Mustafa Ali, Sejarah Dan Metode Dakwah Nabi, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar