Metode Dakwah Khulafa’urrasyidin
A.
Pendahuluan
Setelah
Rasulullah SAW. meninggal dunia, amanat dakwah berpindah kepada para sahabat. Islam tidak mati dengan matinya
Rasulullah, karena sebelum meninggal, beliau telah meninggalkan kader-kader
yang tangguh yang siap mengusung ajaran Islam. Nabi SAW tidak meninggalkan wasiat
tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin yang akan
meneruskan dakwah islamnya setelah beliau wafat, beliau menyerahkan persoalannya
tersebut kepada kaum muslimin
sendiri untuk menentukannya. Karena itulah, tidak lama setelah beliau wafat,
sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul di kota Bani Sa’idah mereka
bermusyawarah siapa yang dipilih untuk dijadikan pemimpin, dengan semangat
ukhuwah islamiyah yang sangat kuat. Mereka
adalah Khulafa’urrasyidin.
Khulafa’urrasyidin merupakan para pemimpin umat Islam setelah Nabi
Muhammad SAW wafat, yaitu pada masa pemerintahan Abu Bakar, Umar Bin Khatab,
Utsman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib.
Dalam melanjutkan risalah
dakwahnya, mereka berpegang pada prinsip dan kaidah yang digariskan Rasulullah
SAW., dan dikembangkan serta diorientasikan pada persoalan dan tantangan yang
dihadapi setiap zamannya. Untuk lebih jelas lagi akan dibahas pada makalah ini.
B.
Metode Dakwah Khulafa’urrasyidin
1.
Biografi
Khulafa’urrasyidin
Nama asli Abu Bakar As-Siddiq adalah Abdullah bin
‘Utsman bin ‘Aamir dari suku Taim bin Murrah bin Ka’ab. Beliau adalah orang
pertama yang beriman kepada Rasul saw dari kalangan lelaki dewasa. Beliau
adalah sahabat yang menemani Nabi ketika hijrah ke Madinah[1]. Beliau
jugalah orang yang menggantikan Nabi untuk menjadi imam shalat serta amir
jama’ah haji. Beliau adalah teman diskusi Rasulullah, mertua
Rasulullah. Beliau meriwayatkan hadits sebanyak 142 hadits. Abu Bakar merupakan
orang yang sangat berpengaruh di masyarakat. kedudukannya sebagai orang yang
terdahulu memeluk Islam, keakrabannya dengan Rasulullah SAW., dan juga status
sosialnya yang sangat tinggi dimasa jahiliyyah merupakan faktor-faktor yang menyebabkan
semua orang mengaguminya. Akan tetapi, ia sudah tua dan lelah, dan juga terlalu
cepat mengambil keputusan. Beliau wafat pada bulan Jumadil
akhir tahun 13 H pada usia
63 tahun[2].
Kekhalifahan Abu Bakar berlangsung selama kurang lebih dua tahun.
Nama asli Khalifah ‘Umar bin Al Khaththab adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdil ‘Uzza bin Rabah. Umar dilahirkan tiga belas tahun setelah tahun Gajah. Berbeda dengan Abu
Bakar, umar adalah tokoh yang sangat keras dan fanatis, tetapi tergolong
memiliki derajat yan sangat baik. Ia tidak pernah dapat ditawar dan tidak
memiliki toleransi dalam melaksanakan apa yang dipandangnya adil. Beliau adalah
tempat Rasulullah dan Abu Bakar meminta pendapat. Beliau adalah pengusul agar
Al-Qur’an dikumpulkan. Setelah Abu Bakar meninggal dunia, para sahabat besar
bermusyawarah dan menetapkan beliau untuk menjadi khalifah dengan gelar ‘amirul
mu’minin’[3].
Kekhalifahan Umar bin Al Khaththab berlangsung selama lebih kurang 10 tahun. Beliau meninggal dunia pada hari Rabu, 26 Dzulhijjah tahun 23 pada usia
63 tahun.
Nama lengkap Utsman bin
‘Affan adalah Usman bin Affan bin Ash bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi
Manaf. Beliau seorang saudagar atau pedagang, ia termasuk
saudagar yang sukses dan berhasil, beliau terkenal lembut, sabar, tekun dan
pemurah. Dengan ketekunan yang dimilikinya serta kemurahan hatinya dalam
berdagang, pada usia yang masih muda, ia sudah berdagang di Negeri Syam dan
Hirah. Dengan pengalaman berdagang, ia memiliki kekayaan
yang banyak dan sahabat yang banyak. Ustman selalu menampakkan kesalehan dan kesucian. Akan tetapi, dalam
bidang pemikiran dan tindakan praktis, dia tidak pernah terlihat sebagai orang
yang pernah melakukan sesuatu yang tergolong istemewa. Beliau
menjabat sebagai khalifah sesudah ‘Umar bin Al Khaththab r.a berdasarkan
kesepakatan ahlu syura. Beliau terus menjabat khalifah hingga terbunuh sebagai
syahid pada bulan Dzulhijah tahun 36. Menurut salah satu pendapat ulama, kekhalifahan beliau berlangsung
selama lebih kurang 13 tahun.
Ali Bin Abi Thalib adalah orang pertama yang masuk
Islam dari kalangan anak-anak. Nama lengkapnya adalah Ali Bin
Abi Thalib bin Abdi al mutthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf
bin Qushay. Ali adalah seorang yang kepribadiannya penuh inspirasi uluhiyah
atau ketuhanan. Ali tidak memerlukan proses pengalaman, tabrakan, atau penimbangan dengan dan atas apapun benda dan
peristiwa dalam kehidupannya. Ali adalah pahalawan dalam berfikir, pahlawan
dalam berperang, dan pahlawan dalam cinta terhadap sesama. Beliau
dibai’at sebagai khalifah setelah khalifah ‘Utsman terbunuh. Beliau menjadi
khalifah secara syar’i hingga wafat dalam keadaan mati syahid pada bulan
Ramadhan tahun 40 H dalam
usia 58 tahun. Kehalifahan Ali berlangsung selama lebih kurang 5 tahun.
2.
Unsur-unsur pendekatan dakwah pada
masa khulafa’urrasyidin
Kekuasaan
khulaf’urrasyidin berumur kurang lebih 30 tahun. Srtuktur dakwah pada masa khulafa’urrasyidin
meliputi unsur-unsur dakwah sebagai berikut:
a.
Da’i
Pengganti Rasulullah saw. adalah Khulafa’ur rasyidin, mereka adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar Bin Khattab, Usman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib. Ke empat sahabat Nabi ini berperan sebagai ulama yang menyebarkan Agama Islam sekaligus berperan sebagai seorang Khalifah (pemimpin). Para da’i pada masa khulafa’urrasyidin ini adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar Bin Khattab, Usman Bin Afan, dan Ali Bin Abi Thalib. Mereka lah yang berperan dalam dakwah pada masa khulafa’urrasyidin dan mereka lah yang menggantikan Nabi dalam menjadi seorang kepala negara. Sehingga corak Da’i pada masa Khulafa’ur rasyidin ini adalah Al-Ulama wa Al-Umara’.
Pengganti Rasulullah saw. adalah Khulafa’ur rasyidin, mereka adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar Bin Khattab, Usman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib. Ke empat sahabat Nabi ini berperan sebagai ulama yang menyebarkan Agama Islam sekaligus berperan sebagai seorang Khalifah (pemimpin). Para da’i pada masa khulafa’urrasyidin ini adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar Bin Khattab, Usman Bin Afan, dan Ali Bin Abi Thalib. Mereka lah yang berperan dalam dakwah pada masa khulafa’urrasyidin dan mereka lah yang menggantikan Nabi dalam menjadi seorang kepala negara. Sehingga corak Da’i pada masa Khulafa’ur rasyidin ini adalah Al-Ulama wa Al-Umara’.
b.
Mad’u
Kondisi mad’u pada masa khulafa’urrasyidin adalah bersifat ijabah, karena pada masa Rasulullah sudah banyak orang yang memeluk Agama Islam. Khulafa’urrasyidin hanya tinggal meneruskan perjuangan dakwah Rasulullah, namun masih banyak umat yang belum menerima Islam sebagai Agamanya, seperti orang-orang Qurasyi dan Yahudi, sehingga mad’u pada masa Kulafaurrasyidin bercorak ijabah dan ummah.
Kondisi mad’u pada masa khulafa’urrasyidin adalah bersifat ijabah, karena pada masa Rasulullah sudah banyak orang yang memeluk Agama Islam. Khulafa’urrasyidin hanya tinggal meneruskan perjuangan dakwah Rasulullah, namun masih banyak umat yang belum menerima Islam sebagai Agamanya, seperti orang-orang Qurasyi dan Yahudi, sehingga mad’u pada masa Kulafaurrasyidin bercorak ijabah dan ummah.
c.
Materi
Materi yang diterapkan pada masa khulafa’urrasyidin adalah aqidah, syari’ah dan mu’amalah. Adapun aqidah dengan cara mentauhidkan atau meng- Esakan Allah, sedangkan syari’ah dengan diajarkannya tata cara tentang berwudhu, sholat dan mambaca Al-Qur’an, adapun mu’amalah yaitu dengan ditetapkannya zakat bagi orang-orang muslim yang diserahkan kepada baitul maal dan pajak bagi orang-orang non-muslim.
Materi yang diterapkan pada masa khulafa’urrasyidin adalah aqidah, syari’ah dan mu’amalah. Adapun aqidah dengan cara mentauhidkan atau meng- Esakan Allah, sedangkan syari’ah dengan diajarkannya tata cara tentang berwudhu, sholat dan mambaca Al-Qur’an, adapun mu’amalah yaitu dengan ditetapkannya zakat bagi orang-orang muslim yang diserahkan kepada baitul maal dan pajak bagi orang-orang non-muslim.
d.
Metode
Secara umum, metode pengembangan dakwah yang
dilakukakan khulafa’urraasyidin adalah[4] ; pertama, konsolidasi dalam pembinaan dan
peninggkatan kualitas sumber daya kaum muslim. Hal ini dilakukan melalui
pengiriman dan penyebaran para cendekiawan sahabat (qurra huffadz dan fuqaha)
dikalangan para sahabat besar (Akabir Ash-shahabah) ke wilayah-wilayah
kekuasan yang semakin luas.
Kedua, melalui
upaya futuhat, yakni proses penyebaran, penghadiran dan penyampaian
risalah-risalah islam ke daerah-daerah tertentu dengan tidak memaksa masyarakat
(mad’u.). Dengan demikian, banyak daerah yang mengakui dan memasuki islam tanpa
paksaan melainkan atas dasar kebebasan, kesadaran, dan pilihan nuraninya. Kedua
langkah pengembangan metode dakwah strategis khulafa’urrasyidin ini, secara
lebih terperinci, dapat dikaji dalam sejarah peradaban muslim. Adapun secara
khusus langkah-langkah metode pengembangan dakwah yang dijalankan oleh
khulafa’urrasyidin, dapat dilihat dari spesifikasi kebijakan dan perjuangannya
masing-masing.
1)
Abu Bakar
Ash-Shiddiq (632-634)
Beberapa
langkah strategis yang dilakukan Abu Bakar dalam upaya mengembangkan dakwah
islam, diantaranya adalah :
a)
Menciptakan stabilitas melalui
pembinaan, pembenahan, dan penyelesaian persoalan intern dikalangan kaum
muslimin, yakni menumpas dan meluruskan situasi anarkis dalam negeri yang
timbul akibat pemberontakan kaum munafik dan gerakan penentang kewajiban zakat
yang lahir dari fanatisme kesukuan, dan munculnya pengakuan nabi palsu.
b)
Mengalihkan perhatian pada
upaya melakukan futuhat, ekspedisi ke Syiria demi pengembangan wilayah Islam.
c)
Merintis majelis Syura.
d)
Upaya memelihara dan
mengumpulkan ayat-ayat Al-qur’an sebagai rujukan dasar dakwah
2)
Umar ibn
Al-Khattab (13-24 H / 634-644 M)
Berikut adalah beberapa langkah dakwah yang
dilakukan Umar ibn Al-khattab.
a)
Pembenahan manajemen dan
admimistrasi kepemerintahan
b)
Pembenahan dan pembentukan
pranata hukum dan sistem pengadilan
c)
Penetapan sistem kalender
hijriah
d)
Memperkokoh majelis syura dan
sistem konstitusi negara berdasarkan sistem teo demokratis
e)
Upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat, dengan dibangunnya beberapa sarana umum, seperti irigasi pertanian,
sistem keuangan negara, bait al-maal dan sebagainya
f)
Pembinaan masyarakat dan upaya
futuhat keberbagai wilayah strategis bagi pengembangan dakwah
3)
Ustman ibn
Affan (24-36 H / 644-656 M)
Berikut adalah beberapa langkah dakwah yang
dilakukan oleh Khalifah Usman ibn Affan.
a)
Mengadakan pembenahan dan
menyelesaikan gerakan pembangkang, berupaya memelihara stabilitas wilayah yang
semakin luas.
b)
Menyebarkan para cendekiawan ke
wilayah-wilayah kekuasan Islam.
c)
Upaya menyeragamkan naskah mushaf
Al-Qur’an, semi keutuhan dan kepentingan dakwah.
d)
Mempertahankan dan memelihara
sistem pemerintahan dengan memelihara majelis syura’
e)
Mengadakan pembinaan dan
futuhat ke wilayah Timur dan Barat
4)
Ali ibn Abi
Thalib (36-41 H / 656-661)
Berikut adalah beberapa langkah dakwah yang
dilakukan oleh Khalifah Ali ibn Abi Thalib.
a)
Berupaya menyelesaikan
persoalan intern diantara laum muslimin
b)
Mengadakan kompromi politis
dengan elit politisi
c)
Berusaha menjadikan mesjid
sebagai tempat menyelesaikan persoalan (sentral kegiatan)
d)
Menampilkan sosok kepemimpinan
yang tidak ambisius.
Dari beberapa macam langkah dan metode yang telah
dipaparkan diatas, dapat kita ketahui bahwa metode yang telah dilakukan
khulafa’arrasyidin dalam berdakwah adalah melalui tiga cara berikut.
1)
Lisan
Cara berdakwah yang dilakukan khulafa’urrasyidin
dengan lisan atau ucapan antara lain adalah :
a)
Metode Ceramah
Metode
ceramah metode yang dilakukan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah dengan cara
ceramah yang dilakukan di masjid-masjid.
b)
Metode Tanya-jawab
Metode Tanya-jawab adalah metode yang dilakukan
dengan menggunakan Tanya-jawab untuk mengetahui sejauh mana ingatan atau
pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai materi dakwah, disamping itu
juga untuk merangsang perhatian mad’u. Seorang mad’u juga dapat mengajukan
pertanyaan kepada seorang da’i tentang materi yang belum dikuasai oleh mad’u,
sehingga akan terjadi suatu hubungan timbal balik antara da’i dan ,mad’u.
c)
Metode Konseling
Pada masa khulafaurrasyidin, para Khalifah
mengajarkan secara langsung cara membaca Al-quran, tata cara berwudhu’, shalat
dan cara-cara yang lainya dalam hal apapun yang di rasa belum di ketahui oleh
ummat.
d)
Metode Diskusi
Misalnya, Abu Bakar, beliau berdiskusi dengan
Chyrus, pemimipin Romawi dan terjadi kesempatan untuk berdamai .
e)
Metode Propaganda
Didalam proses dakwah pasti terdapat unsur
propaganda, guna untuk mempengaruhi seorang mad’u.
2)
Tulisan
Cara berdakwah yang dilakukan khulafa’urrasyidin
dengan tulisan antara lain adalah :
a)
Metode Karya Tulis
Metode karya tulis dengan dikumpulkannya
lembaran-lembaran sebagai mushaf, dan pada masa khalifah Utsman bin Affan
dibukukan menjadi sebuah Al-Qur’an.
b)
Metode Korespondensi
Sebelum para da’i dikirim ke daerah-daerah yang akan
di dakwahi, terlebih dahulu dikirim surat sebagai pengantar.
3)
Perbuatan
Cara berdakwah yang dilakukan khulafa’urrasyidin
dengan perbuatan antara lain adalah :
a)
Metode Missi(Bi’tsah)
Penyebaran Agama Islam ke berbagai wilayah dilakukan
dengan cara mengutus para da’i. Apabila ada yang menentang atau memberontak
maka dilakukan peperangan atau jihad.
b)
Metode Ekspansi
Penyebaran Agama Islam dilakukan dengan cara
ekspansi atau perluasan wilayah. Ekspansi yang dilakukan meliputi kawasan
Syiria dan Palestina, Irak dan Persia, Mesir, Khurasan, Armenia, Afrika Utara.
c)
Metode Kelembagaan
Pada masa khalifah umar bin khatab sudah mampu
mengatur dalam sebuah kelembagaan yang di sebut Baitul Mal yang berfungsi
sebagai tempat penyimpanan harta kekayaan Negara.
d)
Metode Keteladanan
Para khulafa’urrasyidin memiliki sifat yang cerdik,
pandai, adil, dermawan dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
e)
Metode Silaturahim
Pada masa khulafa’urrasyidin, para khalifah
berkunjung ke daerah-daerah kekuasaanya untuk mengetahui perkembangannya.
e.
Media
Media yang digunakan pada masa khulafaurrasyidin diantaranya adalah :
Media yang digunakan pada masa khulafaurrasyidin diantaranya adalah :
1)
Media Masjid
Masjid di
jadikannya sebagai tempat atau sasaran utama oleh para Khulafa’ur Rasyidin,
selain itu dijadikan sebagai tempat pengajaran Al-Quran dan Al-Hadits.
2)
Media Cetak
Khulafaurrasyidin mengumpulkan Al-Qur’an dan
membukukannya, kemudian di sebarkannaya ke seluruh wilayah kekuasaan Islam,
yang terjadi pada masa Usman Bin Affan.
3)
Lembaga Pendidikan
Pada masa
khalifah Umar bin Khatab, Abu Sofyan mengajarkan Al-Qur’an kepada penduduk
perkampungan. Barang siapa yang buta huruf Al
Quran akan dikenakan sanksi cambuk.[5]
4)
Lembaga Kantor / pemerintahan
Fungsi dari Lembaga Kantor / pemerintahan
yaitu bisa juga digunakan sebagai pusat segala aktivitas pemerintahan, seperti
gedung-gedung DPR atau istana Negara. Dan pemerintahan pada masa Khulafa’urrasyidin
ini pemerintahannya dijalankan sesuai dengan nilai-nilai keislaman, misalnya
pada masa Umar Bin Khattab dibuat sebuah kebijakan untuk membuat sebuah badan
yang mengurus zakat. Ini dilakukan agar pembagian zakat bisa diantar dengan
baik dan bisa membantu orang miskin. Pada aktivitas beginilah lembaga Kantor / pemerintahan
digunakan atau dibutuhkan.
C.
Penutup
1.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Khulafa’ur
Rasyidin merupakan para pemimpin umat islam setelah Nabi Muhammad SAW wafat yaitu pada masa pemerintahan Abu Bakar ,
Umar Bin Khatab, Usman Bin Affan, Ali Bin Abi Thalib. Khulafaur’rrasyidin adalah pemimpin yang arif dan
bijaksana dalam menjalankan tugasnya senantiasa meneladani kepemimipinan Rasulullah. Dalam melanjutkan risalah
dakwahnya, mereka berpegang pada prinsip dan kaidah yang digariskan Rasulullah
SAW., dan dikembangkan serta diorientasikan pada persoalan dan tantangan yang
dihadapi setiap zamannya. Keempat khalifah tersebut berdakwah melalui lisan,
tulisan dan amal perbuatan dengan beberapa langkah dan metode yang mereka
lakukan demi keberhasilan dakwahnya.
2.
Saran
Kendati kami sudah
berusaha optimal dalam pembuatan makalah ini, sebagai manusia dhaif kami
menyadari bahwa makalah ini belum lah sempurna, oleh karenanya saran dari
pembaca sangat kami harapkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar