Hari ini ke-empat dia PL. di PKPU jalan By pass lebih
tepatnya itu rumah zakat.. kemaren itu emang iya. Sengaja ku bawa diriku mengintip lokasi dimana dia PL, syukur ndak
di luar padang J Masih
ingat dulu dia pernah bercerita bahwa dia akan di kirim ke Jakarta untuk PL di
sana. Galau rasanya dengar kata-kata itu. sekarang ntah rasa apa yang muncul,
ini masih berhubungan dengan komunikasi. awal dia memulai KKN, mungkin aku juga
yang super penasaran dengan lokasi KKNnya. Sepulang kuliah, ku sempatkan singgah
karna kabar-kabar angin pembagian lokasi untuk mahasiswa KKN telah di pajang
dan di umumkan. Beberapa mahasiswa semester VI pun telah berjajaran disana.
Akupun juga ikut mencari mulai dari pojok yang berlokasikan di pasaman, batu sangkar berjalan ke ujung jari jemariku menelusuri
satu persatu nama-nama dari mahasiswa yg akan berangkat KKN. Akhirnya kutemukan
nama dia berada di lokasi pariaman lengkap
dengan alamat kecilnya, serta beberapa anggota dalam kelompok kecil itu. Ku
ketik di handphone secara detail dan ku send langsung wktu itu. Beberapa numbor
ku save, siapa-siapa saja orang yang akan
berkecimpung dengannya termasuk kak Mira seniorku waktu di MAN dulu,,
Selang waktu berjalan, akhirnya hari keberangkatan
itu datang, beberapa minggu sebelumnya. Tak pernah ku berjumpa dengannya karna
seminggu sebelum keberangatan, tepatnya hari Senin,3 Juni 2013 dia harus pulang
kampung ke Aceh Singkil, tepatnya di kepulauan Teluk Nibung untuk menghadiri
upacara pernikahan kakak yang dia anggap paling sayang sama dia.. (dia kakak
yang beruntung mempunyai adek shaleh yang ku simpan banyak pengharapan
terhadapnya) secuil cerita tentang keberangkatan sang idola ke kampung halaman
tercinta, siang itu dalam suasana badai. Ku sempatkan bolos kuliah karna ada
urusan di PT Semen Padang berdua dengan Linta Wardah teman semasa MAN dulu yang
sekarang kuliah di Fakultas
Tarbiyah,, Dalam perjalanan pulang dari PT Semen muncul inisiatif untuk
membelikan dia makanan untuk berbuka puasa. Karena rutinitas kebiasaan baik
yang dia ajarkan. menjadi rutinitas baik juga bagiku, yaitu membiasaakan puasa
senin-kamis, rutinitas itu mulai ku biasakan sejak aku mulai mengenalnya. Sebelum
dia yang tercinta berangkat ke kampung halaman. Aku singgah di minimarket dekat
simpang tanah sirah..bingung juga mw membeli apa? aku ambil saja apa yang aku
kira-kira dia suka. Sebenarnya dari pagi emang udah niat. Tapi niat itu ndak
begitu kuat sampai dorongan kuat untuk insiatif itu muncul dari linta. siang
itu kita masih tlfonan dan smsan. Ini puncaknya pas mau ngasihin. Ne hari badai,
pohon-pohon bergoyang melambai-lambai,
debu jalanan terbang semua di tambah lagi telapak tangan ne mendingin gemetar
mw ketemu dia..Hmm alam cukup melambangkan suasana hati akan pertemuan ini
Gugup ini tetap,, sebenarnya sudah biasa. Tapi kadang-kadang lain-lain pula
gugupnya. Sesampai di lubeg simpang Mushalla Hidayah ku tlfon dia.. tp tak di
angkat sampai berkali-kali. Tetap tak ada jawaban, hati mulai kacau, mungkin
dia telah berangkat pergi. Ku sms ndak di balas-balas.. mulai galau dan duduk
termenung angin bertiup kencang membuat mata ku semakin perih karena debu
jalanan, hijabkupun ikut di balik-balik angin..aku diam Sejenak…. ku pandangi
lagi. Masuk sms, “afwan dek bg baru selesai shalat. Ne mw berangkat lagi”..
langsung ku berdiri dan ku telfon,, 2x ku mscl baru di angkat sama si abang :D travel yang menghantar dia kekampung halaman
keluar dari simpang mushalla lepas ne sesek rasanya, dia bertanya aku lagi di
mana?? “lagi di simpang mushalla”. Bernada kaget,, Dimana? Akhirnya dia
melihatku, ku hampiri tu mobil dan ku berikan bekal yang ku beli tadi sambil
berkata “ne untuk berbuka ntar, hati-hati di jalan ya bg”.waktu itu hari
menunjukkan pukul 16:05:13 sambil senyum menghantar kepergiannya Ku palingkan
wajah dan ku hidupkan motor menuju rumah linta yang di ketaping, Haru pilu
sedih melepasnya waktu itu. Sungguh resah ne hati. Sungguh gelisah ne raga,
dalam gemetarnya diri aku menangis, hujanpun ikut mengguyur. Sms dia pun masuk
“nekat betul sya y.. Hmm mksh ya” iya bg “hujan sya,hati-hati” ...., tepat
pukul 18:17:33 kau tinggalkan tanah kelahiranku ini. Pilu hati.. demi
kerindunmu dengan sanak-saudara dan kakak yg lagi berbahagia yang rindu akan
hadirmu, turut ku doakan perjalanmu,,salam doa agar engkau selamat sampai
tujuan dan kembali lagi menuntut ilmu di negeri ku ini. Esok harinya tepat
tanggal 04 juni 2013, 17:52:03 dia mengabarkan bahwa dia telah sampai di
singgkil, dan esok paginya dia harus naik kapal ke teluk nibung.. sungguh kampung
yang ku idamkan untuk ku melangkahkan kaki amat jauh dari pelupuk mata. Dia
pergi, hatikupun serasa terbawa ikut pergi bersamanya….itulah hari terakhir
kita bertemu sebelum dia berangkat KKN ke Pariaman.
Dan pagi itu sebelum
dia berangkat KKN, dengan suasana yang mendung ku berjalan dari gerbang IAIN
Imam Bonjol menuju bangku perkuliahan dengan kaki yang terbalut perban karena
kecelakaan yang ku lalui bersama fitri ramadhani karena hujan-hujan pulang dari
pantai Purus menepis kegundahan hati...hingga fakultas dakwah dengan hati yang
sedikit berkecil.. pada hari itu kuliahpun tak focus. Fikirku hanya dia
“fansuri” lama tak jumpa, diriku rindu..Dengan suasana yang sedikit badai itu
ku ke kantin DW. Di sana ku bertanya sama Ibu kantin “Bu adakah bg fan kesini
ntuk berpamitan??”.. ibu berkata “belum, mungkin sebentar lagi si elfan kesini ca”. Hati tak tenang ku melangkah
kelantai 2 fakultas dakwah di sana ku liat berkerumun-kerumunan orang menggenakan Almamater hendak berangkat
kedaerah lokasi KKN masing-masing, ku telah telah, ku pandangi dan ku
perhatikan masing2 kelompok orang yang berdiri di lapangan depan GSG, tak
satupun dari mereka ada dia di situ. Aku
pun turun dan bergabung duduk dengan anggota
BKI-C di jenjang GSG, seraya bercengkrama dengan beberapa teman-teman seniorku
kak ira lewat. Aku memanggilnya, seraya bertanya “di mana lokasi kak KKN”?? Pariaman, ternyata kak ira senagari dengan idolaku. Kak
ira bercerita dia bendahara di kanagarian itu, dan ketuanya Elfi Fansuri. Aku
senyum. Sedikit berkata lega “kak aisyah ngefans sama abng tu, klu kak dah di
lokasi kak liatin bg tu ya?” kak ira jawab “Insya Allah y dek”.. lega hati tak
sampai di situ, kawan ku lewat. Beberapa dari mereka tau bahwa aku
mengidolakannya. Mereka bila beremu dengan sang idola di Blok M, ku bawa hati
yang rindu ini ke blok M, ku liat dari sudut ke sudut, tapi tak jua ku temukan.
Ntah kecewa nta apalah rasa hati. Berbalik lagi ke Kantin DW. Dan ibu bilang
“barusan elfan ka siko syah, nyo lah barangkek. Tasasak sasak kasiko pamitan
samo ibu” senyum J tapi
ibo (sudahlah, pertemuan Engkau yang ngatur Rabb)..cukup berkaca-kaca mata ne
hari itu,, terbesit hati yang
bertanya-tanya. Apa engkau lupa atau bagaimana atau sudah tak peduli lagi,
beberapa getir hati ku fikir-fikirkan engkau dgn kawan baru. Lingkungan baru
bahkan dengan warna yang baru nantinya..dalam lingkaran hati seorang wanita aku sungguh sangat takut, siapa shalehah
shalehah yang memasakkan makanan untuk
dia, siapa shalehah-shalehan yang akan berkecimpung dengan dia sebulan kedepan,
bahkan penasaran dengan paras-paras mereka, selama itu waktu ku biar percuma
tanpa menghubunginya,,, hanya karna rasa takut tak terbalaskan apa yg ku
lontarkan. Sejak itu komunikasi kita bak sms yang tersangkut jaringan.. jarang
sampainya, terbalaspun bisa di kata tidak. Dalam lingkaran itu aku masih
mempositifkan fikiran, engkau berperan penting di sana, sumbang tindih
fikiranmu dibutuhkan.. berkecimpunglah. J dan sedikit pelepas rindu Sebuah sms
minal aizin walfaizin masuk ke hp ne, beberapa patah ku balas. Dia bertanya
berapa kali aku mentargetkan katam Al’qur’an Ramadhan ne.Aku bilang Insya Allah
sekarang dalam proses mentamatkan yang lama, habis ini Insya Allah. Dan dia pu
sedikit bercerita tentang keunikkan shalat di negeri itu “ntar kalau ada waktu
bg ceritakan” dia berjanjikan akan menceritakannya kepadaku, selepas kegiatan
KKN. “terbayang dek sya bara lamo shalatnyo tu?” jadi iming iming fikiran bagi
ku menotasikan bunyi smsmu itu..ku bayangkan engkau bercerita dengan nada
hebbohnya tentang suatu hal yang tak
pernah kau saksikan sebelumnya tentang keunikan-keunikan budaya orang.. tapi
tetap, semua seperti biasa. Waktu berlarut kabarpun tak ada. Rasa canggung
muncul, tiap mw menghubungi, hati kecil ne selalu berkata “aisyah jangan ganggu
dia, dia sibuk, dia ketua bakal banyak yang akan dia fikirkan, bakal banyak hal
yang akan dia urus. Ntar kalau kamu sms,
dia nggak bakal ada waktu buat balas” selalu begitu setiap rindu itu muncul.
Tapi tertahankan…. L beberapa sms kadang msih sanggup ku send
itupun Cuma ucapan selamat berbuka, tertanda sibuk, dia hanya balas “Syukron
ukhti” kadang itu cukup rasanya bagiku melepas rindu ini. Sesekali ku telfon
kak ira, menanyakan bagaimana kabarnya. Bagaimana dia dan lingkungannya. Jarak
itu mulai kasar telihat ketika kegiatan KKN itu usai, ku beranikan diri untuk
menghubunginya, tapi ndak di angkat. Bukan kepalang melayang fikiran ne.. ku
selangkan sedikit waktu, dan ku coba lagi. Masih tetap ndak di angkat. Iya……
waktu itu aku nangis, anggapan itu mulai lain..paradigmaku mulai merambah
kemana-mana berusaha menetralisir keadaan dengan menganggap “semua udah biasa”.
Dan akan menjadi kebiasaan esoknya. Besok hari setelah itu, ku coba lagi
Alhamdulillah di angkat, aku bingung mw bilang apa.. berusaha untukku bercerita
tapi tetap kaku adanya. Tak seperti biasa. Padahal aku ingin mendengar
celotehannya tentang pengalaman KKN itu. Ingin ku maki diri ku waktu itu.
Kenapa?? Aku rindu tapi bingung, sedangkan dia hanya diam tanpa kata. ingin
rasanya memaki batin ini. Kau hanya diam. Pasrah,, aku mulai memberi jarak. Aku
diam aku tak berkata. Respon balikpun tak ada. Hingga telepon mati sendiri.
Lepas Rasanya. Tapi batin tak tenang bertanya-tanya. Kita telah berjarak. Pipiku telah basah.. dan Kau telah berubah.
Awal PL ini bukan takut
dia akan berpalingkan muka dengan yang lain atau kawatir kita akan berjarak
lagi. Tidak… bukan itu cemasku . tapi rasa Tak ingin aku menggagu dia dan
studinya persis seperti ramadhan dulu.. kita akan jarang bertemu. Menghubungi
dia pun. Rasa ku fikir-fikir,, kadang ku tahan rasa sungkan demi sebuah kalimat
“penasaran” semua kadang berubah-ubah. Tadi pagi kita masih berkomunikasi,,, senang rasanya
walau dalam keadaan panik yang amat luar biasa. Karna flesdishku ku kukira
hilang. Alhamdulillah untung jatuhnya di lapangan rumah kak is. Karena semalam
aku silat di sana... kalau ndak ketemu mungkin hari ini. Hari terkacau dalam
hidupku selama kul. Pagi ini aku tampil makalah dua mata kuliah. Instrumen data
BK dan makalah pribadi Pengantar BK, syukur tu flesh ketemu. Tapi sayangnya
dosen Instrumen ndak datang tu makalah ndak jadi di presentasikan.. dan siang ini,
barusan pulang kul.. segaja tak ku lewati lampu merah. Karena aku ingin melihat
sang idola J eehh nyatanya Allah tau niat ku pas lewat aku lihat dia mau masuk pintu
gedung PKPU. Sungguh indah skenario Mu Rabb.. Rabbi Izzati. Tak beberapa lama lagi
dia akan seminar proposal. Di semester ini pasti dia akan sangat sibuk dengan
studinya. Berharap dia cepat menyelesaikan kuliahnya agar gelar sarjana tersandang dipundaknya di
akhir semester VII ini.. Studi ku di semester III ini karna dia Rabb. Hanya tak ingin ku buang hari tanpa
melihat dia di kantin DW. Ku bayangkan waktu yang sempit ini. Seandainya studi
dia cepat selesai. Takkan ku pandangi lagi dia di semester depan.. setelah ini aku akan sendiri.. menyusul toga sarjana yang di mimpikan ayah
dan ibu. Kuliah di sini
masih bukan ingin ku. Terpatah-patah ku menjalani hari-hari ini. Cuma 1 yang
bisa memotivasi mengispirasi. Yaitu dia ELFI FANSURI. Salam manis masih milik dia J
Padang,
2013-10-24
Aisyah
amini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar