Tepat tanggal ini, 18 oktober tahun lalu.
Aku, duduk gemetar dihadapanmu idolaku, bersama ayu dan devi, sekarang masih seperti dulu,hanya saja aku sendiri,
gugup, jari jemariku gemetar mendingin.Iya, masih seperti dulu, engkau masih
orang lama, puing2pun tak berubah. Hari ini wahai kanda, Telah lama ku nanti
dan menjadi bahan fikiran bagiku, ku harap hanya satu, bisa duduk di hadapanmu,
tepat di tanggal pertama aku mengenalmu dan itu nyata. Walau hanya beberapa
patah kata. Tentang rasa, aku masih seperti pertama kita bertemu. Lihat lah,
gugup itu masih kasar terlihat.. semalam, tepat engkau menerka, bahwa diriku
rindu jawabku hanya “iya”… dan kaupun meminta agar hari ini, jika aku ada
waktu, untuk singgah di kantin DW. Aku nyatakan perasaanku, bahwa aku gugup
bertemu denganmu. Aku takut, bahkan tak berani. Engkau hanya bilang “bg bakalan
jarang ketemu dengan sya kalau bg lh PL, Biasanya sya ndak takut ktmu dgn bg?”….(semua
berusaha untuk ku biasakan, gugup ini tetap. Semalam masih ku temani engkau
melewati sunyinya) tentang rindu di hari ini. Nyata adanya ku ulang kisah
setahun yang lalu, duduk di kantin darma
wanita masih denganmu menepis sejenak ku pandangi wajah yang menjadi puing
impian itu. Tepat pada jam yang sama. Baju yang ku kenakanpun, masih baju dan
hijab yang sama berwarna pink. Tapi sayang moment hari ini tak bisa ku
dokumentasikan bersama orang- orang yang dahulu, semua kisah lama yang pernah
terjadi di tanggal ini pada tahun lalu hanya akan abadi tepat di memory ini
wahai idolaku… dan Hari ini. Aku merasa, ada secuil rasa yg kau jaga untuk ku.
Itu Cuma feeling. Dari sikap sifat mu terhadapku. Takkah salah rasany??. Berapa
ungkapan berujung sering engkau lontarkan, tiap2 untaian kata itu, selalu ku
Aamiiinkan. Agar ada perwujudan yang nyata dari Rabbi. Itu mimpiku, harapku.tentangmu
pada Rabb ku… Berkata tentang mimpi, semalampun sempat kita bahas. Argumen mu
masih tetap berujung. Ntah itu rasa atau memang itu adanya. “sejauh keyakinan
bg merantau,(tepatnya?)bagi bg mimpi itu sebuah keyakinan antara ingin dan
taqdir(seraya membaca, terselip ingatan tetang mimpi-mimpi indahku
terhadapnya)engkau berkata kadang mimpi tu mesti di kejar sejauh dan setinggi
apapun, tapi tetap mimpi itu berpayung di dalam taqdir, Begitu menurut Elfi
Fansuri (sedikit balasan, iya semua mesti di kejar, dan kita mesti berusaha
untuki tu) ”semua ku kaitkan dgn selembar tulisan sandi yang ku tulis tepat
pada momen Miladmu. Mungkin engkau tak tau, atau belum engkau artikan
sandi-sandi itu… ku tulis 2 lembaran dalam bentuk warna yang berbeda mungkin
blum engkau pahami maksudku akan 2 warna yang berbeda itu.. Mimpiku akan engkau
begitu indah di dalamnya semua ku kait kaitkan akan pertanyaan ku terhadapmu
semalam. Dan semua engkau isyaratan agar harus ku kejar dalam usaha yang takkan
henti-henti untuk ku lakukan..
Sekilas pandang untuk hari ini. Seuntai
senyumku yang tersipu-sipu engkau balas
dgn lontaran kata dan wajah yang sejuk untuk ku miang-miangkan. Masih amat
sangat gugup. Ntuk berada di hadapanmu, masih amat sangat takut sesuatu yang
indah itu ku pandangi terlalu lama. Rasanya sebentar tapi hari ini cukup nyata
harapanku semalam engkau masih orang lama yng persis sama seperti pertama ku
berta’aruf.. Rabb, doaku masih ku jaga, mimpiku msih ku usahakan untuk ku
gapai. dia Rabb akan tetap menjadi mimpi-mimpi yang indah…. dia Rabb akan
tetapku gemakan di hati walau mimpi itu berpayung dalam taqdirMu. dia Rabb
Putra daerah teluk nibung. Yg ku harap kelak untukku bersujud memohon surgaMu
Thank to Allah, will this day..
Aisyah, 18 0KTOBER 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar