Rabu, 11 Februari 2015

Psikologi Agama



PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, NILAI DAN
KEGUNAAN PSIKOLOGI AGAMA

I.          PENDAHULUAN
            Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir, akan tetapi kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama karena manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya yang Maha Kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan. Sehingga keseimbangan manusia dilandasi kepercayaan beragama. Sikap orang dewasa dalam beragama sangat menonjol jika, kebutuhan akan beragama tertanam dalam dirinya. Kestabilan hidup seseorang dalam beragama dan tingkah laku keagamaan seseorang bukanlah kestabilan yang statis. Adanya perubahan itu terjadi karena proses pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin karena kondisi yang ada. Tingkah laku keagamaan orang dewasa memiliki perspektif yang luas didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya.

II.           PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN PSIKOLOGI AGAMA
1.      Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari perkataan Yunani psyce yang artinya jiwa, dan logos yang artinya ilmu. Jadi secara etimologi psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya (ilmu jiwa). Secara umum, psikologi diartikan yang mempelajari tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala jiwa manusia.
Psikologi menurut beberapa ahli:
a.      Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
b.      Menurut Plato dan Aristoteles, psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakekat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
c.       Menurut Jalaluddin, psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia yang normal, dewasa dan beradab.
d.      Menurut yahya jaya dalam “psikologi agama modern” psikologi adalah ilmu tentang kehidupan jiwa dan kejiwaan manusia, sikap dan tingkah laku, serta hubungan komunikasi dan interaksinya dengan tuhan dan lingkungannya.
2.      Pengertian Agama
Agama sebagai bentuk keyakinan, memang sulit diukur secara tepat dan rinci. Banyak para ahli yang berpendapat tentang arti agama, diantaranya:
a.       Menurut Harun Nasution, arti agama berdasarkan asal kata, yaitu al-din, religi (relege, religare) dan agama. dalam bahasa sempit al-din berarti undang-undang atau hukum. Dalam bahasa Arab, agama (ad-din) artinya hukum, ikatan dan peraturan. Dalam bahasa latin kata religi (relege) berarti mengumpulkan dan membaca: yang kemudian menjadi kata religare yang berarti mengikat.
b.      Menurut Robert H. Thouless, fakta menunjukkan bahwa agama berpusat pada Tuhan atau dewa-dewa sebagai ukuran yang menentukan yang tak boleh diabaikan (keyakinan tentang dunia lain). Ia mendefinisikan agama adalah sikap / cara penyesuaian diri terhadap dunia yang mencakup acuan yang menunjukkan lingkungan lebih luas daripada dunia fisik yang terikat ruang dan waktu – the spatio temporan physical (dunia spiritual).

3.      Pengertian Psikologi Agama
Psikologi agama terdiri dari dua paduan kata, yakni psikologi dan agama. kedua kata ini mempunyai makna yang berbeda. Psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa manusia yang normal, dewasa dan beradab (Jalaluddin, 1979: 77). Sedangkan agama memiliki sangkut paut dengan kehidupan batin manusia. Menurut Harun Nasution, agama berasal dari kata Al-Din yang berarti undang-undang atau hukum, religi (latin) atau relegere berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian religare berarti mengikat. Dan kata agama terdiri dari (“A” tidak, “gama”pergi) yang berarti tidak pergi, tetap ditempat atau diwarisi turun temurun.
Menurut Prof. Dr. Yahya jaya, MA Psikologi agama adalah ilmu tentang pengaruh agama terhadap kehidupan jiwa dan kejiwaan manusia, sikap dan tingkah laku, serta hubungan komunikasi dan interaksi dengan tuhan dan lingkunagn. Psikologiagama adalah ilmu yang mengkaji tentang proses pertumbuhan dan perkembangan jiwa keberagamaan manusia dalam semua tingkat perkembangan dan segala kemungkinan evolusinya.
Dari definisi tersebut, psikologi agama meneliti dan menela’ah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari berapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku, serta keadaan hidup pada umumnya, selain itu juga mempelajari pertumbuhan dan perkembangan jiwa agama pada seseorang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut (Zakiyah Darajat dikutip oleh Jalaluddin, 2004: 15).

4.      Psikologi Agama Adalah Ilmu Tentang Proses
Yahya jaya dalambukunya “psikologi agama modern” menyebutkan Psikologi agama adalah ilmu yang mengkaji tentang proses terjadinya :
1.      Kedewasaan dan kemantapan keberagamaan manusia.
2.      Kegoncangan keagamaan dan keyakinan manusia
3.      Proses perubahan keyakinan manusia beragama dari percaya kepada tidak percaya atau sebaliknya dari tidak percaya menjadi percaya dan menerimanya, yang di sebut dengan konversi agama

Psikologi agama adalah ilmu tentang proses yang mengkaji:
1.      Proses terjadinya pertumbuhan dan perkembangan jiwa agama manusiadalam semua tingkat perkembangan dan dengan segala kemungkinan evolusi keberagamaannya.
2.      Proses terjadinya kedewasaan dan kemantapan hidup keberagamaan manusia serta perihal kesehatan dan kebahagiaannya.
3.      Proses terjadinya perihal kegoncangan hidup keberagamaan dan keyakinan manusia
4.      Proses terjanya perubahan keyakinan manusia beragama dari percaya menjadi tidak percaya atau sebaliknya dari tidak percaya menjadi percaya dan menerimanya, yang di sebut dengan konversi agama.



5.      Ilmu Jiwa agama
Adalah ilmu tentang motivasi dan tingkah laku keberagamaan manusia yang di tinjau dari sudut pandangan ilmu psikologi
Kajian tentang motivasi beragama termasuk masalah pokok dalam ilmu jiwa agama karena di antara defenisi psikologi agama yang di rumuskan para ahli jiwa adalah studi tentang tingkah laku dan motivasi beragama dari individu di dasarkan atas sudut pandang ilmu jiwa, di samping peranan yang besar dari motivasi itu dalamsegala aspek kegiatan manusia.

B.     RUANG LINGKUP PSIKOLOGI AGAMA
Berkaitan dengan ruang lingkup dari psikologi agama, maka ruang kajiannya adalah mencakup kesadaran agama yang berarti bagian / segi agama yang hadir dalam pikiran, yang merupakan aspek mental dari aktivitas agama, dan pengalaman agama berarti unsur perasaan dalam kesadaran beragama yakni perasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan (amaliah) dengan kata lain bahwa psikologi agama mempelajari kesadaran agama pada seseorang yang pengaruhnya terlihat dalam kelakuan dan tindakan agama orang itu dalam hidupnya (Jalaluddin, 2004: 17).
Menurut Zakiyah Daradjat, ruang lingkup yang menjadi lapangan kajian  psikologi agama mengenai:
1.      Bermacam-macam emosi yang menjalar di luar kesadaran yang ikut serta dalam kehidupan beragama orang biasa (umum). Contoh: perasaan tenang, pasrah dan menyerah.
2.      Bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang secara individual terhadap Tuhannya. Contohnya : kelegaan batin.
3.      Mempelajari, meneliti dan menganalisis pengaruh kepercayaan akan adanya hidup sesudah mati / akhirat pada tiap-tiap orang.
4.      Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan.
5.      Meneliti dan mempelajari bagaimana pengaruh penghayatan seseorang terhadap ayat-ayat suci kelegaan batinnya. Semua itu tercakup dalam kesadaran beragama (religious counsciousness) dan pengalaman agama (religious exprerience).

C.     AYAT-AYAT TENTANG PSIKOLOGI AGAMA
Allah berfirman dalam QS. Al-A’raf ayat 31:
* ûÓÍ_t6»tƒ tPyŠ#uä (#räè{ ö/ä3tGt^ƒÎ yZÏã Èe@ä. 7Éfó¡tB (#qè=à2ur (#qç/uŽõ°$#ur Ÿwur (#þqèùÎŽô£è@ 4 ¼çm¯RÎ) Ÿw =Ïtä tûüÏùÎŽô£ßJø9$# ÇÌÊÈ  
 Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Dalam firman Allah tersebut, Allah menyuruh anak Adam ketika masuk ke mesjid mengenakan pakaian yang rapi dan sopan akibat dari kesadaran beragama seseorang. Minum dan makan yang tidak berlebihan merupakan cerminan bagi orang yang memiliki kesadaran agama. dengan adanya kesadaran beragama akan menimbulkan tingkah laku atau sikap yang baik.

                  Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 21:
$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Y9$# (#rßç6ôã$# ãNä3­/u Ï%©!$# öNä3s)n=s{ tûïÏ%©!$#ur `ÏB öNä3Î=ö6s% öNä3ª=yès9 tbqà)­Gs? ÇËÊÈ  
 Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,
Dalam firman Allah di atas, bahwa salah satu bentuk kesadaran beragama seseorang menampilkan sikap atau tingkah laku takwa yaitu berusaha semaksimal mungkin melaksanakan perintah Allah dan berusaha semaksimal mungkin meninggalkan larangan Allah. Orang yang memiliki kesadaran agama takut meninggalkan sholat dan lega ketika sudah melaksanakan ibadah sholat.

III.        PENUTUP
Psikologi agama adalah ilmu yang membahas, mempelajari dan memahami kehidupan beragama pada manusia dan hubungannya dengan sikap dan perilaku keberagamaan. Ruang lingkup atau lapangan penelitian psikologi agama adalah gejala-gejala jiwa yang memantul dan terpancar dari motivasi, ekspresi, sikap dan perilaku yang berkaitan dengan kesadaran, pengalaman, dan kematangan beragama manusia. Psikologi agama dapat digunakan disemua aspek seperti dalam bidang industri yaitu meningkatnya jumlah produksi dan penghasilan dan meminimalkan bentuk kejahatan dalam industri seperti pencurian. Begitu juga dalam bidang pendidikan yaitu siswa menjadi rajin, aktif, tidak menyontek ketika ujian dan menambah semangat dalam belajar.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya.
Jalaluddin, Psikologi Agama (Edisi Revisi), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005.
Ahyadi, Abdul ‘Aziz, Psikologi Agama, Penerbit Sinar Baru, Bandung.
Sururin, M.Ag. Ilmu Jiwa Agama, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004.
H. Ramayulis, Psikologi Agama, Jakarta, Radar Jaya, 2009.
Yahya.jaya, “psikologi agama modern”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar